Tenggarong, KBKPI NEWS – Ketika sekolah lain masih bergelung dengan Defisit Based Thinking, hal yang sama tidak berlaku untuk SMPN 7 Muara Kaman, sekolah di pelosok Kutai Kartanegara dengan akses jalan yang luar biasa menantang. Suwito, S.Pd., guru Bahasa Inggris yang akrab disapa Maswitt sudah mulai bergerak dan memaksimalkan sekolahnya dengan Assets Based Thinking. Pengembangan sekolah berbasis asset, memaksimalkan apa yang sudah ada di sekolah, tanpa melihat kekurangan sekolah dan membandingkan sekolahnya sendiri dengan sekolah lain yang ada di kota.
“Bantuan Chromebook dari pemerintah rasanya percuma kalau hanya dimanfaatkan pada saat ANBK, selebihnya sebagai pajangan di sudut ruang guru,” demikian Maswitt berkomentar.
Dengan dukungan Kepala Sekolah, Rasian, S.Pd., Maswitt mulai memperkenalkan pembelajaran digital dengan Google for Education. Tidak adanya Listrik dan sinyal yang terkadang ada terkadang hilang bukanlah kendala. Maswitt dan rekan guru di sekolah memanfaatkan Chromebook yang ada dalam pembelajaran.
Usaha yang dirintis dari bawah ini tidak sia-sia. Pada Upacara Peringatan Hari Guru, 25 November 2023, SMPN 7 Muara Kaman menerima plakat sebagai Kandidat Sekolah Rujukan Google. Sekolah pertama di Kabupaten Kutai Kartanegara yang berhasil menunjukkan bahwa Assets based Thinking bisa membawa perubahan sekolah. Keterbatasan yang ada bukanlah halangan melainkan tantangan yang harus ditaklukkan.
Pengalaman Maswitt di sekolahnya ternyata menarik perhatian Iwan Syahril, Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah (Dirjen PAUDDasmen), pada “Temu Guru Inspiratif Bersama Google for Education” dalam rangkaian acara Indonesia Education Summit 2024.
Iwan Syahril menuangkan dalam Instagram beliau bahwa saat ini banyak sekali guru-guru kreatif di seluruh Indonesia yang sedang melakukan transformasi digitalisasi pembelajaran. Pesan beliau, semangat selalu untuk melanjutkan inovasi dan menjadi bagian dari transformasi Pendidikan di Indonesia. (IF)