Senin (18/5/2022), siswa kelas IX SMP IT Nurul Ilmi Tenggarong mengikuti USBK di laboratorium komputer sekolah. Ujian Sekolah Berstandar Nasional merupakan agenda akhir yang harus mereka lalui pada akhir pembelajaran di tingkat SMP. Kegiatan ini juga serentak dilakukan di seluruh SMP sekabupaten Kutai Kartanegara.
Peserta ujian hadir secara bergiliran sesuai jadwal yang telah ditentukan. Mereka dibagi menjadi tiga sesi. Pengaturan sesi ini berdasarkan kapasitas laboratorium komputer sekolah yang memiliki 48 unit komputer.
“Pelaksanaan USBK di laboratorium komputer ini dilakukan sebagai langkah optimalisasi dan maksimalisasi,” ungkap Ahmad Zainuddin, S.Pd., selaku Kepala SMPIT Nurul Ilmi Tenggarong. Lebih lanjut beliau menjelaskan, “Optimalisasi sarana yang terdapat di laboratorium komputer sekolah. Sekolah baru memiliki sekitar 40 unit komputer yang bisa dioptimalkan. Oleh karena itu, pelaksanaan USBK harus dilaksanakan dengan membagi peserta ujian menjadi tiga sesi dalam sehari. Selain itu, faktor kenyamanan siswa dalam membaca soal di layar gawai. Tampilan soal USBK yang memiliki kualitas HOTS (Higher Order Thinking Skill) ini berbeda dengan soal biasa. Stimulus soal berupa uraian teks, gambar, maupun tabel membuat pandangan siswa terbatas jika menggunakan ponsel. Demikian halnya dengan pilihan jawaban. Pilihan jawaban terdiri atas pilihan ganda dan pilihan ganda kompleks (memasangkan jawaban atau pernyataan benar-salah) terlihat terbatas di ponsel. Kami khawatir, siswa kurang maksimal dalam menjawab soal.”
Maksimalisasi konsentrasi siswa dan fungsi pengawasan guru saat ujian menjadi pertimbangan selanjutnya. Penggunaan ponsel saat ujian membuat konsentrasi siswa bisa terpecah antara ujian atau laman internet lainnya. Mereka masih bisa mengakses internet jika data seluler diaktifkan karena sebagian ponsel masih bisa mengakses laman internet. Sedikit celah yang ditemui di SMP IT. Fungsi pengawasan guru inilah yang coba diupayakan sekolah guna menutup celah tersebut dan memaksimalkan usaha pelaksanaan USBK kali ini.
Sejalan dengan Kepsek, Ibrahim Amin, S.Si., selaku koordinator bidang kurikulum, menyampaikan, “Penyelenggaraan USBK di laboratorium komputer ini menjadi salah satu upaya meminimalisasi kecurangan dalam mengakses internet di luar laman ujian. Intervensi pembatasan akses internet selain laman ujian sepertinya perlu dilakukan untuk meningkatkan kualitas sistem penilaian ujian kita. Hal ini bertujuan membatasi siswa saat mengerjakan soal.tidak bisa mengakses laman internet selain laman ujian. Selain itu, ujian ini melatih kepercayaan diri siswa dalam menjawab soal. Terakhir, faktor terpenting adalah tampilan soal lebih nyaman di laptop atau komputer dalam menyelesaikan soal.”
“USBK ini masih sangat dibutuhkan. Meskipun bukan penentu kelulusan, pelaksanaannya masih menjadi alternatif untuk melihat capaian belajar peserta didik selama masa transisi ini. Semoga pada pelaksanaan berikutnya, kualitas soal bisa lebih tajam mengasah kemampuan berpikir siswa dan mampu menghadirkan inspirasi bahkan pengalaman bukan sekadar menjawab soal. Soal yang diujikan tidak semata-mata berisikan pertanyaan-pertanyaan yang hanya membutuhkan jawaban tetapi juga bisa menjadi tambahan ilmu bagi mereka,” harap Ahmad Zainuddin.